Wednesday, October 10, 2007

Kelahiran Cucu Kesayangan Nabi

Republika: Kamis, 27 September 2007
Hasan bin Ali
Kelahiran Cucu Kesayangan Nabi

Sejumlah pengalaman diserap untuk mengembangkan wawasannya.

Pertengahan Ramadhan, 3 Hijriah. Tangis bayi laki-laki pecah di tengah
rumah sederhana pasangan muda Fatimah Az Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
Kehadiran buah hati yang kemudian dinamakan Hasan ini, melengkapi
pernikahan keduanya yang berlangsung lima bulan setelah hijrah.

Tak lama berselang, Rasulullah Muhammad pun bertandang. Ia meminta Fatimah
untuk memperlihatkan cucu laki-lakinya itu. Lalu menanyakan apakah bayi
yang wajahnya menyerupai dirinya itu telah bernama.''Aku memberi nama
Harb,'' jawab sang ayah bayi itu, Ali.

Muhammad pun menukas agar Ali tak memberi nama anak pertamanya itu dengan
Harb. Lebih baik, kata dia, namanya Hasan. Ia menyatakan tak ada orang Arab
yang memberi nama Hasan kepada anaknya. Nama yang paling mendekati adalah
Hasn yang digunakan oleh beberapa orang Yaman.

Abdul Mun'im Muhammad dalam bukunya, Khadijah, mengungkapkan setelah
kelahiran Hasan, Muhammad seringkali meluangkan waktu untuk berkunjung ke
rumah Fatimah dan Ali serta bermain-main dengan Hasan. Rasulullah sangat
mencintai cucu lelakinya itu.

Hasan terlihat kerap diletakkan di pundak Rasulullah bahkan ketika ia
keluar rumah berjalan-jalan. Hingga pada suatu saat, seorang sahabat
menyatakan pendapatnya. ''Wahai anak kecil, betapa mulia orang yang engkau
naiki itu,'' katanya.

Mendengar hal itu, Rasullah menyatakan betapa mulia pula orang yang
menaikiku. Bahkan ia pun bermunajat kepada Allah, bahwa ia sangat mencintai
Hasan dan ia pun berharap Allah mencintai Hasan.''Ya Allah, aku sungguh
mencintainya. Cintailah siapapun yang mencintainya' katanya.

Hasan memang menjadi kesayangan Muhammad. Demikian pula dengan adiknya,
Husain, yang lahir kemudian. Keduanya menjadi cucu yang sangat disayang
oleh kakeknya yang seorang Rasul itu. Bahkan dinyatakan keduanya merupakan
pemuda penghulu surga.

Hasan yang kemudian beranjak besar, melihat betapa ayahnya, Ali begitu
memainkan peranan aktif dalam kehidupan masyarakat Muslim di Madinah. Ia
melihat, Ali seringkali turun ke medan pertempuran untuk mempertahankan dan
menjaga kehormatan panji-panji Islam. Sejumlah pengalaman yang ia serap ini
kemudian menjadi sebuah wawasan bagi dirinya pada masa selanjutnya.

Setelah khalifah ketiga, Ustman bin Affan terbunuh, Ali kemudian menjabat
sebagai khalifah. Hasan memberi bantuan dalam pemerintahan ayahnya itu.

Pada suatu saat, Hasan memimpin pasukan ke Kufah dan ia menuai keberhasilan
dengan meredam kelompok Muslim yang menyimpang. Ia juga terlibat dalam
sejumlah pertempuran di antaranya pertempuran di Basra, Siffin, dan
Nahrawan. Ia mendampingi ayahnya, Ali.

Dalam serangkaian pertempuran yang Hasan ikuti itu, ia menunjukkan
kepiawaiannya sebagai seorang prajurit sekaligus pemimpin. Sebelum, Ali
menghembuskan nafas terakhir, Hasan ditunjuk untuk menggantikannya memimpin
kekhalifahan dan menjadi imam. Rakyat juga memberi dukungan agar Hasan
menggantikan posisi ayahnya itu.

Namun kedudukan Hasan mengancam posisi Muawiyah yang selama Ali menjabat
kerap berseberangan. Ini terkait dengan kasus pembunuhan Ustman bin Affan
yang tak kunjung usai.

Muawiyah pun kemudian menjabat sebagai khalifah. Dan ia pun berencana
mewariskan kekuasaannya kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah. Namun ia
menganggap Hasan menjadi halangan terlaksananya rencananya itu. Sejumlah
sumber menyatakan Muawiyah menyusun rencana membunuh Hasan.

Secara rahasia, Muawiyah melakukan kontak dengan istri Hasan, Ja'da binti
al-Ash'ath ibn Qays. Ja'da kemudian membubuhkan racun yang dicampur dengan
madu pada makanan Hasan. Ja'da dijanjikan hadiah emas dan menikah dengan
Yazid.

Sumber lain menyebutkan yang meracun adalah istri Hasan lainnya, yaitu anak
Suhayl ibn Amr. Bahkan ada yang menyatakan bahwa pembunuhan melalui racun
itu dilakukan oleh pembantu Hasan. Dan Hasan menghembuskan nafas terakhir
di Madinah pada 28 Safar 50 H.

Jasad Hasan kemudian dikuburkan di pemakaman Jannat al-Baqi, yang letaknya
berdekatan dengan Masjid Nabawi.

No comments: